Pada paruh pertama tahun 2024, Survey Bank Indonesia (goodstats.id) mencatat nilai transaksi transfer uang elektronik di Indonesia mencapai Rp303 triliun, melonjak tajam dari Rp22,4 triliun pada 2019. Peningkatan ini menunjukkan betapa masifnya adopsi layanan keuangan digital di Tanah Air. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai tujuan investasi digital terbesar di kawasan ASEAN dengan nilai mencapai US$21,97 miliar. (goodstats.id)
Survei terbaru tahun 2024 mengungkap bahwa 96% masyarakat Indonesia telah menggunakan e-wallet sebagai alat transaksi sehari-hari, (goodstats.id) Hal ini pun mendorong tren pertumbuhan transaksi digital di Indonesia yang luar biasa. Namun, di balik pertumbuhan pesat ini, ancaman siber juga meningkat secara signifikan. Perusahaan keamanan siber Kaspersky melaporkan hampir 20 juta serangan web terdeteksi di Indonesia sepanjang 2024 (Goodstats.id).
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky mengungkap bahwa jumlah ancaman siber berfluktuasi, masih dalam tahap naik turun.
Untuk menghadapi tantangan ini, strategi keamanan siber yang komprehensif menjadi sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan bisnis. Institusi keuangan harus menerapkan perlindungan berlapis, termasuk enkripsi data, autentikasi multifaktor, serta pemantauan ancaman secara real-time. Selain itu, edukasi terhadap karyawan dan nasabah mengenai ancaman siber juga berperan penting dalam memperkecil risiko serangan.
Artikel ini akan membantu Anda untuk memahami lebih dalam mengenai ancaman siber dan langkah-langkah perlindungan yang dapat diambil, agar perusahaan Anda selamat dari ancaman siber.
Strategi Keamanan Siber
Beberapa institusi keuangan di Indonesia telah menerapkan strategi keamanan siber yang efektif untuk menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks. Bank Indonesia, misalnya, mewajibkan standar keamanan dalam sistem pembayaran. Sebagai bagian dari reformasi sistem pembayaran (SP), Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang SP untuk menata ulang struktur industri dan memastikan ekosistem pembayaran yang lebih aman serta inovatif (Bank Indonesia).
Regulasi ini mengubah pendekatan pengaturan dari berbasis kelembagaan menjadi berbasis aktivitas dan risiko, dengan fokus pada akses sumber dana, inovasi teknologi, serta integrasi data dalam sistem pengawasan Bank Indonesia.
Berikut tiga karakteristik utama strategi keamanan siber sukses yang perlu diterapkan:
- Proaktif, bukan reaktif, dengan pemantauan berbasis AI untuk mencegah serangan sebelum terjadi;
- Berbasis risiko, yang memprioritaskan perlindungan data pelanggan dan sistem pembayaran dengan enkripsi serta autentikasi berlapis;
- Terintegrasi dan holistik, mencakup kebijakan internal serta pelatihan karyawan agar lebih waspada terhadap ancaman.
Langkah-Langkah untuk Strategi Keamanan Siber yang Sukses
Strategi keamanan siber yang sukses membutuhkan langkah-langkah konkret untuk memastikan perlindungan maksimal terhadap data dan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa langkah utama yang dapat diterapkan:
- Penilaian Risiko Secara Berkala: Institusi keuangan harus mengidentifikasi area kritis dalam sistem mereka dan mengevaluasi potensi risiko, seperti akses data nasabah atau transaksi lintas batas. Audit sistem keamanan minimal dua kali setahun menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi dan menutup celah keamanan sebelum dieksploitasi.
- Menerapkan Model Zero Trust: Filosofi "never trust, always verify" memastikan bahwa setiap akses, baik internal maupun eksternal, harus selalu divalidasi. Misalnya, PT Dieng Cyber yang mengharuskan setiap pengguna melalui proses verifikasi ketat, seperti kombinasi kata sandi dan autentikasi biometrik. Selain itu, mereka membagi jaringan perusahaan menjadi beberapa segmen kecil (segmentasi mikro) untuk mencegah peretas bergerak bebas dalam sistem, serta memantau semua aktivitas jaringan menggunakan AI guna mendeteksi anomali dan potensi serangan siber.
- Multi Factor Authentication (MFA): Lapisan keamanan tambahan melalui verifikasi ganda dapat mengurangi risiko peretasan. Contohnya, banyak bank di Indonesia yang menerapkan verifikasi melalui token yang masuk ke dalam SMS ataupun Whatsapp nasabah untuk login.
- Pelatihan Kesadaran Siber untuk Karyawan: Pelatihan kesadaran siber bagi karyawan sangat penting, mengingat faktor manusia sering menjadi titik lemah dalam pertahanan keamanan siber. Menurut survei yang dilakukan oleh Palo Alto Networks, mengungkapkan penelitiannya terhadap bisnis di Asia Tenggara dan menemukan bahwa 54% tantangan utama dalam keamanan siber berkaitan dengan kesadaran karyawan, sementara 40% lainnya terkait dengan pemahaman manajemen.
- Pemantauan Berbasis AI dan Analitik Data: Pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan analitik data telah menjadi strategi penting bagi bank dan perusahaan fintech di Indonesia untuk mendeteksi pola anomali dalam transaksi yang berpotensi menjadi ancaman. Misalnya, Bank Negara Indonesia (BNI) telah mengimplementasikan AI dalam aplikasi terbarunya, Wondr by BNI, guna mengamankan data nasabah dari ancaman siber.
Indikator Kesuksesan Strategi Keamanan Siber
Dengan mengukur indikator-indikator ini, perusahaan Anda dapat mengevaluasi efektivitas strategi keamanan siber mereka serta meningkatkan ketahanan terhadap ancaman digital:
- Tingkat Keberhasilan Mitigasi Serangan: Mengukur seberapa efektif strategi keamanan dalam mencegah dan menangani ancaman siber, termasuk jumlah serangan yang berhasil dicegah dan respons terhadap insiden yang terjadi.
- Kepatuhan terhadap Regulasi: Memastikan institusi mematuhi standar dan regulasi keamanan siber yang berlaku, seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) No. 27 Tahun 2022, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 11/POJK.03/2022 tentang Keamanan Siber di Sektor Keuangan, serta Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Sistem Pembayaran. Kepatuhan ini penting untuk menjaga integritas sistem, melindungi data pelanggan, dan menghindari sanksi hukum.
- Kepuasan Pelanggan: Kepercayaan pelanggan terhadap layanan digital meningkat seiring dengan jaminan keamanan data, ditunjukkan melalui tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi dan minimnya keluhan terkait keamanan.
- Downtime Minim: Waktu pemulihan sistem pasca-serangan yang cepat menunjukkan kesiapan dalam menangani gangguan, sehingga operasional bisnis tetap berjalan dengan lancar dan tidak merugikan pengguna.
Jangan Tunggu Hingga Terjadi Serangan
Lindungi perusahaan Anda dengan mengadopsi strategi keamanan siber terkini. Keamanan data bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama di era digital. Pastikan tim Anda siap menghadapi ancaman siber dengan program capacity building dari BINAR.
- Membangun kapabilitas tim dalam menghadapi ancaman siber
- Meningkatkan kesadaran dan kesiapan SDM di perusahaan Anda
- Mengembangkan strategi keamanan siber yang berkelanjutan
Amankan bisnis Anda sekarang! Hubungi tim BINAR untuk konsultasi gratis terkait solusi capacity building yang dirancang khusus untuk meningkatkan ketahanan siber organisasi Anda.
Pada paruh pertama tahun 2024, Survey Bank Indonesia (goodstats.id) mencatat nilai transaksi transfer uang elektronik di Indonesia mencapai Rp303 triliun, melonjak tajam dari Rp22,4 triliun pada 2019. Peningkatan ini menunjukkan betapa masifnya adopsi layanan keuangan digital di Tanah Air. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua sebagai tujuan investasi digital terbesar di kawasan ASEAN dengan nilai mencapai US$21,97 miliar. (goodstats.id)
Survei terbaru tahun 2024 mengungkap bahwa 96% masyarakat Indonesia telah menggunakan e-wallet sebagai alat transaksi sehari-hari, (goodstats.id) Hal ini pun mendorong tren pertumbuhan transaksi digital di Indonesia yang luar biasa. Namun, di balik pertumbuhan pesat ini, ancaman siber juga meningkat secara signifikan. Perusahaan keamanan siber Kaspersky melaporkan hampir 20 juta serangan web terdeteksi di Indonesia sepanjang 2024 (Goodstats.id).
Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky mengungkap bahwa jumlah ancaman siber berfluktuasi, masih dalam tahap naik turun.
Untuk menghadapi tantangan ini, strategi keamanan siber yang komprehensif menjadi sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik dan keberlanjutan bisnis. Institusi keuangan harus menerapkan perlindungan berlapis, termasuk enkripsi data, autentikasi multifaktor, serta pemantauan ancaman secara real-time. Selain itu, edukasi terhadap karyawan dan nasabah mengenai ancaman siber juga berperan penting dalam memperkecil risiko serangan.
Artikel ini akan membantu Anda untuk memahami lebih dalam mengenai ancaman siber dan langkah-langkah perlindungan yang dapat diambil, agar perusahaan Anda selamat dari ancaman siber.
Strategi Keamanan Siber
Beberapa institusi keuangan di Indonesia telah menerapkan strategi keamanan siber yang efektif untuk menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks. Bank Indonesia, misalnya, mewajibkan standar keamanan dalam sistem pembayaran. Sebagai bagian dari reformasi sistem pembayaran (SP), Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang SP untuk menata ulang struktur industri dan memastikan ekosistem pembayaran yang lebih aman serta inovatif (Bank Indonesia).
Regulasi ini mengubah pendekatan pengaturan dari berbasis kelembagaan menjadi berbasis aktivitas dan risiko, dengan fokus pada akses sumber dana, inovasi teknologi, serta integrasi data dalam sistem pengawasan Bank Indonesia.
Berikut tiga karakteristik utama strategi keamanan siber sukses yang perlu diterapkan:
- Proaktif, bukan reaktif, dengan pemantauan berbasis AI untuk mencegah serangan sebelum terjadi;
- Berbasis risiko, yang memprioritaskan perlindungan data pelanggan dan sistem pembayaran dengan enkripsi serta autentikasi berlapis;
- Terintegrasi dan holistik, mencakup kebijakan internal serta pelatihan karyawan agar lebih waspada terhadap ancaman.
Langkah-Langkah untuk Strategi Keamanan Siber yang Sukses
Strategi keamanan siber yang sukses membutuhkan langkah-langkah konkret untuk memastikan perlindungan maksimal terhadap data dan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa langkah utama yang dapat diterapkan:
- Penilaian Risiko Secara Berkala: Institusi keuangan harus mengidentifikasi area kritis dalam sistem mereka dan mengevaluasi potensi risiko, seperti akses data nasabah atau transaksi lintas batas. Audit sistem keamanan minimal dua kali setahun menjadi langkah penting untuk mengidentifikasi dan menutup celah keamanan sebelum dieksploitasi.
- Menerapkan Model Zero Trust: Filosofi "never trust, always verify" memastikan bahwa setiap akses, baik internal maupun eksternal, harus selalu divalidasi. Misalnya, PT Dieng Cyber yang mengharuskan setiap pengguna melalui proses verifikasi ketat, seperti kombinasi kata sandi dan autentikasi biometrik. Selain itu, mereka membagi jaringan perusahaan menjadi beberapa segmen kecil (segmentasi mikro) untuk mencegah peretas bergerak bebas dalam sistem, serta memantau semua aktivitas jaringan menggunakan AI guna mendeteksi anomali dan potensi serangan siber.
- Multi Factor Authentication (MFA): Lapisan keamanan tambahan melalui verifikasi ganda dapat mengurangi risiko peretasan. Contohnya, banyak bank di Indonesia yang menerapkan verifikasi melalui token yang masuk ke dalam SMS ataupun Whatsapp nasabah untuk login.
- Pelatihan Kesadaran Siber untuk Karyawan: Pelatihan kesadaran siber bagi karyawan sangat penting, mengingat faktor manusia sering menjadi titik lemah dalam pertahanan keamanan siber. Menurut survei yang dilakukan oleh Palo Alto Networks, mengungkapkan penelitiannya terhadap bisnis di Asia Tenggara dan menemukan bahwa 54% tantangan utama dalam keamanan siber berkaitan dengan kesadaran karyawan, sementara 40% lainnya terkait dengan pemahaman manajemen.
- Pemantauan Berbasis AI dan Analitik Data: Pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan analitik data telah menjadi strategi penting bagi bank dan perusahaan fintech di Indonesia untuk mendeteksi pola anomali dalam transaksi yang berpotensi menjadi ancaman. Misalnya, Bank Negara Indonesia (BNI) telah mengimplementasikan AI dalam aplikasi terbarunya, Wondr by BNI, guna mengamankan data nasabah dari ancaman siber.
Indikator Kesuksesan Strategi Keamanan Siber
Dengan mengukur indikator-indikator ini, perusahaan Anda dapat mengevaluasi efektivitas strategi keamanan siber mereka serta meningkatkan ketahanan terhadap ancaman digital:
- Tingkat Keberhasilan Mitigasi Serangan: Mengukur seberapa efektif strategi keamanan dalam mencegah dan menangani ancaman siber, termasuk jumlah serangan yang berhasil dicegah dan respons terhadap insiden yang terjadi.
- Kepatuhan terhadap Regulasi: Memastikan institusi mematuhi standar dan regulasi keamanan siber yang berlaku, seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) No. 27 Tahun 2022, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 11/POJK.03/2022 tentang Keamanan Siber di Sektor Keuangan, serta Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Sistem Pembayaran. Kepatuhan ini penting untuk menjaga integritas sistem, melindungi data pelanggan, dan menghindari sanksi hukum.
- Kepuasan Pelanggan: Kepercayaan pelanggan terhadap layanan digital meningkat seiring dengan jaminan keamanan data, ditunjukkan melalui tingkat retensi pelanggan yang lebih tinggi dan minimnya keluhan terkait keamanan.
- Downtime Minim: Waktu pemulihan sistem pasca-serangan yang cepat menunjukkan kesiapan dalam menangani gangguan, sehingga operasional bisnis tetap berjalan dengan lancar dan tidak merugikan pengguna.
Jangan Tunggu Hingga Terjadi Serangan
Lindungi perusahaan Anda dengan mengadopsi strategi keamanan siber terkini. Keamanan data bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama di era digital. Pastikan tim Anda siap menghadapi ancaman siber dengan program capacity building dari BINAR.
- Membangun kapabilitas tim dalam menghadapi ancaman siber
- Meningkatkan kesadaran dan kesiapan SDM di perusahaan Anda
- Mengembangkan strategi keamanan siber yang berkelanjutan
Amankan bisnis Anda sekarang! Hubungi tim BINAR untuk konsultasi gratis terkait solusi capacity building yang dirancang khusus untuk meningkatkan ketahanan siber organisasi Anda.