Digital Insights • B2B Insight
Scroll to Read More

Mengapa Pendidikan Eksekutif Menjadi Investasi Strategis untuk Perempuan?

Table of Content :
Pendidikan eksekutif menjadi kunci untuk menciptakan pemimpin transformatif, empatik, dan strategis di era digital

Dalam dunia yang terus berubah akibat kemajuan teknologi dan pergeseran kebutuhan masyarakat, pendidikan eksekutif menjadi elemen penting dalam menciptakan kepemimpinan transformatif. Berdasarkan laporan Catalyst (2020) 45% perempuan yang mengikuti program pendidikan eksekutif melaporkan peningkatan signifikan dalam kepercayaan diri mereka untuk memimpin, dibandingkan 30% dari mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan serupa. Dalam konteks ini, pendidikan eksekutif tidak hanya menjadi alat untuk membuka pintu karier, tetapi juga untuk menciptakan pemimpin perempuan yang mampu memengaruhi kebijakan, mendorong inovasi, dan menjadi penggerak utama perubahan di organisasi mereka. 

Kepemimpinan Transformatif di Era Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, BINAR telah memfokuskan diri untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam melakukan transformasi digital melalui layanan tech consultant, capacity building, maupun tech solutions. Sebagai pendiri dan CEO BINAR, berfokus pada pengembangan talenta digital di Indonesia. BINAR telah menyediakan program pendidikan yang membekali individu dengan keterampilan yang relevan di era digital, hingga kini bertumbuh sebagai perusahaan B2B yang melayani client dengan 3 fitur utama yaitu Capacity Building, Talent Solutions, dan Tech Consulting.

"Di BINAR, kami terus berperan aktif dalam mendukung transformasi digital di berbagai sektor. Dalam prakteknya, saya menekankan mindset pada "Digitalisasi adalah alat. Namun, perubahan nyata terjadi ketika pemimpin mampu membentuk lingkungan kerja yang adaptif dan inovatif,".  Yang menjadi landasan saya dalam kepemimpinan."

Tak hanya Alamanda, sebagai akademisi sekaligus konsultan bisnis, saya menaruh banyaik fokus saya mengenai transformasi kepemimpinan, terutama mengenai bagaimana sosok perempuan bisa menjadi sosok pemimpin hebat. Berlatar belakang sebagai pendidik, saya menyadari bahwa belakangan ini pendidikan eksekutif yang terstruktur dapat membantu pemimpin mengatasi disrupsi dengan kejelasan strategis. Dengan memahami tren pasar, teknologi baru, dan perilaku konsumen yang berubah, pemimpin dapat menciptakan strategi berorientasi masa depan.

Kepemimpinan Empatik: Peran Perempuan dalam Mendorong Perubahan

Empati kini dianggap sebagai salah satu ciri terpenting dalam kepemimpinan modern. Penelitian oleh Global Leadership Forecast (2021) menyatakan bahwa pemimpin empatik mendorong pengurangan turnover karyawan hingga 50%, karena karyawan merasa lebih didukung dalam pengembangan karier dan kesejahteraan pribadi. Kami berdua percaya bahwa perempuan memiliki kemampuan luar biasa untuk mempraktikkan kepemimpinan empatik. Dengan membangun budaya kerja yang inklusif, komunikasi terbuka, dan lingkungan kerja yang mendukung, tim dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

Berdasarkan pengalaman membangun budaya kerja di Binar, terutama sebagai leader perempuan, daya emosional saya selalu saya latih sebagai pengembangan, bagi saya empati bukan hanya soal mendengarkan, tetapi juga soal mengambil tindakan nyata untuk mendukung perkembangan tim. 

"Lain sisi dari sudut pandang pendidikan, pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Yang melibatkan banyak aspek emosional yang terlibat. Dengan berbekal pendidikan tersebut itulah, saya pun menyadari dan menyetujui pendapat Alamanda. Saya pun menekankan pentingnya pendekatan akademis dalam membantu pemimpin memahami bagaimana empati dapat diterjemahkan menjadi kebijakan yang berdampak luas."

Menjembatani Strategi dan Eksekusi

Salah satu alasan utama kegagalan transformasi digital adalah kurangnya kemampuan untuk menerjemahkan strategi ke dalam tindakan nyata. Sebuah studi dari Boston Consulting Group menemukan bahwa hanya 16% proyek transformasi digital yang menghasilkan manfaat yang signifikan karena kesenjangan antara visi strategis dan pelaksanaannya.

Membangun sebuah perusahaan, dan melakukan transformasi bukanlah hal yang mudah. Berbekal pengalaman mengembangkan startup memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjembatani kesenjangan ini, apalagi sebagai leader perempuan. Kepemimpinan yang visioner dan empatik tidak hanya menciptakan strategi yang kuat tetapi juga memastikan keberhasilannya melalui kolaborasi tim yang solid. 

Tak hanya dalam ranah perusahaan, sebagai akademisi pun saya menyadari tentang pendidikan eksekutif yang dapat membantu pemimpin memahami kerangka kerja praktis untuk menghadapi tantangan di lingkungan seperti VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous). 

Dalam konteks VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous), kepemimpinan empatik menjadi elemen krusial untuk menghadapi tantangan lingkungan yang dinamis dan penuh ketidakpastian. Pemimpin empatik mampu memberikan stabilitas emosional dan menciptakan kepercayaan melalui transparansi, komunikasi terbuka, dan dukungan yang berfokus pada kebutuhan individu dalam tim. Pendekatan ini memungkinkan kolaborasi yang efektif dalam mengatasi kompleksitas, memberikan makna dalam situasi ambigu, dan membantu tim tetap tangguh serta adaptif. Dengan demikian, empati tidak hanya berperan sebagai keterampilan interpersonal, tetapi juga menjadi kompetensi strategis yang mendukung keberhasilan organisasi dalam menghadapi perubahan dan disrupsi.

Pendidikan Eksekutif adalah investasi untuk masa depan. Dalam dunia yang terus berubah, pendidikan eksekutif bukan lagi sekadar opsi tetapi menjadi kebutuhan mendesak. Dengan membentuk kepemimpinan yang transformatif, empatik, dan mampu menjembatani strategi serta eksekusi, organisasi dapat membangun daya saing yang berkelanjutan.

Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, tetap saja sisi leadership kami sebagai seorang perempuan bisa menjadi acuan bahwa pemimpin yang terus belajar dan berkembang dapat membawa perubahan signifikan, tidak hanya untuk organisasi tetapi juga bagi masyarakat. Pendidikan eksekutif menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa pemimpin masa depan mampu menghadapi tantangan, memanfaatkan peluang, dan menginspirasi kemajuan. 

Dapatkan konsultasi gratis bersama Binar untuk memahami bagaimana pendidikan eksekutif dan solusi transformasi digital dapat membantu Anda atau organisasi Anda berkembang di tengah perubahan zaman. Hubungi kami sekarang untuk memulai perjalanan Anda menuju kepemimpinan yang transformatif!

Tentang Penulis

Alamanda Shantika
Seorang inovator teknologi, entrepreneur, dan pendiri Binar. Melalui Binar, Alamanda berkomitmen membangun ekosistem talenta digital Indonesia dan membantu organisasi melakukan transformasi digital.

Dr. Yasmine Nasution
Dr. Yasmine Nasution adalah seorang akademisi dan konsultan bisnis dengan fokus pada pendidikan eksekutif dan kepemimpinan strategis. Beliau aktif membantu para pemimpin menghadapi disrupsi dengan pendekatan yang terstruktur, relevan, dan berorientasi masa depan. 

Pendidikan eksekutif menjadi kunci untuk menciptakan pemimpin transformatif, empatik, dan strategis di era digital

Dalam dunia yang terus berubah akibat kemajuan teknologi dan pergeseran kebutuhan masyarakat, pendidikan eksekutif menjadi elemen penting dalam menciptakan kepemimpinan transformatif. Berdasarkan laporan Catalyst (2020) 45% perempuan yang mengikuti program pendidikan eksekutif melaporkan peningkatan signifikan dalam kepercayaan diri mereka untuk memimpin, dibandingkan 30% dari mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan serupa. Dalam konteks ini, pendidikan eksekutif tidak hanya menjadi alat untuk membuka pintu karier, tetapi juga untuk menciptakan pemimpin perempuan yang mampu memengaruhi kebijakan, mendorong inovasi, dan menjadi penggerak utama perubahan di organisasi mereka. 

Kepemimpinan Transformatif di Era Digital

Dalam beberapa tahun terakhir, BINAR telah memfokuskan diri untuk membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam melakukan transformasi digital melalui layanan tech consultant, capacity building, maupun tech solutions. Sebagai pendiri dan CEO BINAR, berfokus pada pengembangan talenta digital di Indonesia. BINAR telah menyediakan program pendidikan yang membekali individu dengan keterampilan yang relevan di era digital, hingga kini bertumbuh sebagai perusahaan B2B yang melayani client dengan 3 fitur utama yaitu Capacity Building, Talent Solutions, dan Tech Consulting.

"Di BINAR, kami terus berperan aktif dalam mendukung transformasi digital di berbagai sektor. Dalam prakteknya, saya menekankan mindset pada "Digitalisasi adalah alat. Namun, perubahan nyata terjadi ketika pemimpin mampu membentuk lingkungan kerja yang adaptif dan inovatif,".  Yang menjadi landasan saya dalam kepemimpinan."

Tak hanya Alamanda, sebagai akademisi sekaligus konsultan bisnis, saya menaruh banyaik fokus saya mengenai transformasi kepemimpinan, terutama mengenai bagaimana sosok perempuan bisa menjadi sosok pemimpin hebat. Berlatar belakang sebagai pendidik, saya menyadari bahwa belakangan ini pendidikan eksekutif yang terstruktur dapat membantu pemimpin mengatasi disrupsi dengan kejelasan strategis. Dengan memahami tren pasar, teknologi baru, dan perilaku konsumen yang berubah, pemimpin dapat menciptakan strategi berorientasi masa depan.

Kepemimpinan Empatik: Peran Perempuan dalam Mendorong Perubahan

Empati kini dianggap sebagai salah satu ciri terpenting dalam kepemimpinan modern. Penelitian oleh Global Leadership Forecast (2021) menyatakan bahwa pemimpin empatik mendorong pengurangan turnover karyawan hingga 50%, karena karyawan merasa lebih didukung dalam pengembangan karier dan kesejahteraan pribadi. Kami berdua percaya bahwa perempuan memiliki kemampuan luar biasa untuk mempraktikkan kepemimpinan empatik. Dengan membangun budaya kerja yang inklusif, komunikasi terbuka, dan lingkungan kerja yang mendukung, tim dapat merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

Berdasarkan pengalaman membangun budaya kerja di Binar, terutama sebagai leader perempuan, daya emosional saya selalu saya latih sebagai pengembangan, bagi saya empati bukan hanya soal mendengarkan, tetapi juga soal mengambil tindakan nyata untuk mendukung perkembangan tim. 

"Lain sisi dari sudut pandang pendidikan, pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Yang melibatkan banyak aspek emosional yang terlibat. Dengan berbekal pendidikan tersebut itulah, saya pun menyadari dan menyetujui pendapat Alamanda. Saya pun menekankan pentingnya pendekatan akademis dalam membantu pemimpin memahami bagaimana empati dapat diterjemahkan menjadi kebijakan yang berdampak luas."

Menjembatani Strategi dan Eksekusi

Salah satu alasan utama kegagalan transformasi digital adalah kurangnya kemampuan untuk menerjemahkan strategi ke dalam tindakan nyata. Sebuah studi dari Boston Consulting Group menemukan bahwa hanya 16% proyek transformasi digital yang menghasilkan manfaat yang signifikan karena kesenjangan antara visi strategis dan pelaksanaannya.

Membangun sebuah perusahaan, dan melakukan transformasi bukanlah hal yang mudah. Berbekal pengalaman mengembangkan startup memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjembatani kesenjangan ini, apalagi sebagai leader perempuan. Kepemimpinan yang visioner dan empatik tidak hanya menciptakan strategi yang kuat tetapi juga memastikan keberhasilannya melalui kolaborasi tim yang solid. 

Tak hanya dalam ranah perusahaan, sebagai akademisi pun saya menyadari tentang pendidikan eksekutif yang dapat membantu pemimpin memahami kerangka kerja praktis untuk menghadapi tantangan di lingkungan seperti VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous). 

Dalam konteks VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous), kepemimpinan empatik menjadi elemen krusial untuk menghadapi tantangan lingkungan yang dinamis dan penuh ketidakpastian. Pemimpin empatik mampu memberikan stabilitas emosional dan menciptakan kepercayaan melalui transparansi, komunikasi terbuka, dan dukungan yang berfokus pada kebutuhan individu dalam tim. Pendekatan ini memungkinkan kolaborasi yang efektif dalam mengatasi kompleksitas, memberikan makna dalam situasi ambigu, dan membantu tim tetap tangguh serta adaptif. Dengan demikian, empati tidak hanya berperan sebagai keterampilan interpersonal, tetapi juga menjadi kompetensi strategis yang mendukung keberhasilan organisasi dalam menghadapi perubahan dan disrupsi.

Pendidikan Eksekutif adalah investasi untuk masa depan. Dalam dunia yang terus berubah, pendidikan eksekutif bukan lagi sekadar opsi tetapi menjadi kebutuhan mendesak. Dengan membentuk kepemimpinan yang transformatif, empatik, dan mampu menjembatani strategi serta eksekusi, organisasi dapat membangun daya saing yang berkelanjutan.

Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, tetap saja sisi leadership kami sebagai seorang perempuan bisa menjadi acuan bahwa pemimpin yang terus belajar dan berkembang dapat membawa perubahan signifikan, tidak hanya untuk organisasi tetapi juga bagi masyarakat. Pendidikan eksekutif menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa pemimpin masa depan mampu menghadapi tantangan, memanfaatkan peluang, dan menginspirasi kemajuan. 

Dapatkan konsultasi gratis bersama Binar untuk memahami bagaimana pendidikan eksekutif dan solusi transformasi digital dapat membantu Anda atau organisasi Anda berkembang di tengah perubahan zaman. Hubungi kami sekarang untuk memulai perjalanan Anda menuju kepemimpinan yang transformatif!

Tentang Penulis

Alamanda Shantika
Seorang inovator teknologi, entrepreneur, dan pendiri Binar. Melalui Binar, Alamanda berkomitmen membangun ekosistem talenta digital Indonesia dan membantu organisasi melakukan transformasi digital.

Dr. Yasmine Nasution
Dr. Yasmine Nasution adalah seorang akademisi dan konsultan bisnis dengan fokus pada pendidikan eksekutif dan kepemimpinan strategis. Beliau aktif membantu para pemimpin menghadapi disrupsi dengan pendekatan yang terstruktur, relevan, dan berorientasi masa depan. 

Find Another article

Table of Content

Connect With Us Here

Our representative team will contact you soon
BINAR Contribution to SDG’s Impact
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
Promenade 20, Unit L, Jl. Bangka Raya No.20,

Kec. Mampang Prapatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12720
021 397 11642
© 2016 - 2024, PT. Lentera Bangsa Benderang
Follow us in Social Media
Hi! 👋🏼  
Kamu bisa konsultasi kebutuhanmu di BINAR via WhatsApp ya