Pernah ga kamu penasaran sama campaign tanggal kembar di e-comerce, yang tetep jalan pas tengah malam. Kalau selama ini kamu mengira harga-harga yang berubah menjadi diskon ketika menjelang 00.00 disetting secara manual, wah pastinya tim engineer bakal kelelahan lembur.
Belum lagi traffic atau banyaknya user yang membuka aplikasi di waktu itu, kalau server gabisa menampung traffic yang tinggi bisa-bisa aplikasi jadi lemot atau ngebug.
Jadi siapa sih yang ngebikin case campaign tanggal kembar ini bisa otomatis jalan meski tengah malam? Jawabannya adalah peran DevOps.
Apa itu DevOps
DevOps terdiri dari kombinasi dua kata berbeda yang membentuk istilah baru yaitu, Development dan Operations. Perlu dipahami nih, DevOps bukanlah tools, software, teknologi, atau aplikasi. DevOps adalah prinsip atau culture (budaya) yang digunakan di dunia IT. DevOps Culture mendorong pembuatan software dengan kualitas yang lebih baik dan keandalan (reliability) yang tinggi.
Dalam pengertian yang lebih luas, DevOps adalah metode pengembangan software yang menekankan kolaborasi, komunikasi, intergrasi, automasi, dan pengukuran kerja sama antara software development dan IT operations.
Kenapa sih DevOps dibuat? Kira-kira permasalahan apa yang menjadi latar belakang munculnya DevOps?
Pekerjaan Utama DevOps & Alasan Kenapa DevOps Dibutuhkan
Sebelum adanya DevOps, bisa dibilang tim Dev / tim IT sering merasa “ga enakan” sama tim operational. Ga enakan ini didasari oleh kebingunan dan kekhawatiran karena 2 tim ini punya fokus yang berlawanan, atau istilahnya Wall of Confusion (dinding kebingungan).
Kita pakai case campaign tanggal kembar di e-commerce tadi yaa. Karena campaign tanggal kembar adalah kesempatan belanja dengan harga termurah, tim dev pingin bikin push notif khusus untuk reminder ketika stok barang di keranjangnya mulai menipis. Nah tapi tim ops justru khawatir, karena perubahan ini bisa bikin server ga stabil yang berpotensi membuat user kesal.
Terbentuknya Wall of Confusion ini mencetuskan dibentuknya DevOps. Sederhananya, DevOps menjadi jembatan antara apa yang dikerjakan oleh Software Development dengan IT Operations.
Sehingga pekerjaan utama DevOps adalah, mengidentifikasi bottleneck (penghalang) dan meminimalisir pemborosan sistem.
Jika pekerjaan itu dilakukan dengan maksimal, DevOps bisa meruntuhkan Wall of Confusion atau menyatukan seluruh cycle software development antara Developer dan IT Operations. Dengan demikian, DevOps dibutuhkan agar seluruh proses bisnis bisa dikolaborasikan dengan visi yang sama dan scalable.
Sejarah Terbentuknya DevOps
DevOps dibentuk melalui forum diskusi antara Patrick Debois dan Andrew Shafer ketika bertemu di suatu konferensi pada tahun 2008. Pada saat itu Patrick Debois sedang frustasi mengurus data testing, karena tim Developer dan IT Operations di tempat ia bekerja masih menggunakan cara yang konvensional. Akhirnya banyak waktu yang terbuang saat proses testing.
Di konferensi tempat mereka bertemu, Andrew Shafer sedang membahas Agile Infrastructure. Dari situlah Patrick Debois menemukan jawaban atas kegelisahannya dan forum diskusi tersebut berlanjut hingga dibuatlah DevOps Day pada tahun 2009.
Akhirnya banyak perusahaan yang mulai bertransofrmasi dan menerapkan DevOps dalam sistem perusahaan, seperti Walmart, Amazon, Netflix, Meta (Facebook), dan Adobe. Bahkan beberapa perusahaan teknologi di Indonesia pun juga menggunakan DevOps seperti Gojek, Goplay, Traveloka, dan Tokopedia.
Tertarik untuk memulai karier di bidang DevOps? Yuk ikut Bootcamp DevOps Binar yang Beginner-friendly dan didukung dengan kurikulum yang sudah terstandarisasi dari Finlandia. Kamu akan belajar secara intensif selama 4 bulan mempelajari scripting, CI/CD Pipeline, cloud infrastructure dan masih banyak technical skill sekaligus soft skill lainya! Ada metode pembayaran cicilan untuk mempermudah proses belajarmu lho!
Pingin tanya-tanya atau butuh info detail lainnya? Klik Info Lebih Lanjut untuk konsultasi dengan tim Binar!
Masih ragu-ragu apakah kamu cocok menjadi Seorang DevOps?
Tenang! Kamu bisa coba gali peluang yang cocok dengan kepribadianmu di Potensi Quiz!
Cuma butuh 3 menit, tinggal klik-klik, langsung dapet hasilnya. Bonus voucher Binar Insight yang bisa kamu dapatkan di akhir quiz!
Pernah ga kamu penasaran sama campaign tanggal kembar di e-comerce, yang tetep jalan pas tengah malam. Kalau selama ini kamu mengira harga-harga yang berubah menjadi diskon ketika menjelang 00.00 disetting secara manual, wah pastinya tim engineer bakal kelelahan lembur.
Belum lagi traffic atau banyaknya user yang membuka aplikasi di waktu itu, kalau server gabisa menampung traffic yang tinggi bisa-bisa aplikasi jadi lemot atau ngebug.
Jadi siapa sih yang ngebikin case campaign tanggal kembar ini bisa otomatis jalan meski tengah malam? Jawabannya adalah peran DevOps.
Apa itu DevOps
DevOps terdiri dari kombinasi dua kata berbeda yang membentuk istilah baru yaitu, Development dan Operations. Perlu dipahami nih, DevOps bukanlah tools, software, teknologi, atau aplikasi. DevOps adalah prinsip atau culture (budaya) yang digunakan di dunia IT. DevOps Culture mendorong pembuatan software dengan kualitas yang lebih baik dan keandalan (reliability) yang tinggi.
Dalam pengertian yang lebih luas, DevOps adalah metode pengembangan software yang menekankan kolaborasi, komunikasi, intergrasi, automasi, dan pengukuran kerja sama antara software development dan IT operations.
Kenapa sih DevOps dibuat? Kira-kira permasalahan apa yang menjadi latar belakang munculnya DevOps?
Pekerjaan Utama DevOps & Alasan Kenapa DevOps Dibutuhkan
Sebelum adanya DevOps, bisa dibilang tim Dev / tim IT sering merasa “ga enakan” sama tim operational. Ga enakan ini didasari oleh kebingunan dan kekhawatiran karena 2 tim ini punya fokus yang berlawanan, atau istilahnya Wall of Confusion (dinding kebingungan).
Kita pakai case campaign tanggal kembar di e-commerce tadi yaa. Karena campaign tanggal kembar adalah kesempatan belanja dengan harga termurah, tim dev pingin bikin push notif khusus untuk reminder ketika stok barang di keranjangnya mulai menipis. Nah tapi tim ops justru khawatir, karena perubahan ini bisa bikin server ga stabil yang berpotensi membuat user kesal.
Terbentuknya Wall of Confusion ini mencetuskan dibentuknya DevOps. Sederhananya, DevOps menjadi jembatan antara apa yang dikerjakan oleh Software Development dengan IT Operations.
Sehingga pekerjaan utama DevOps adalah, mengidentifikasi bottleneck (penghalang) dan meminimalisir pemborosan sistem.
Jika pekerjaan itu dilakukan dengan maksimal, DevOps bisa meruntuhkan Wall of Confusion atau menyatukan seluruh cycle software development antara Developer dan IT Operations. Dengan demikian, DevOps dibutuhkan agar seluruh proses bisnis bisa dikolaborasikan dengan visi yang sama dan scalable.
Sejarah Terbentuknya DevOps
DevOps dibentuk melalui forum diskusi antara Patrick Debois dan Andrew Shafer ketika bertemu di suatu konferensi pada tahun 2008. Pada saat itu Patrick Debois sedang frustasi mengurus data testing, karena tim Developer dan IT Operations di tempat ia bekerja masih menggunakan cara yang konvensional. Akhirnya banyak waktu yang terbuang saat proses testing.
Di konferensi tempat mereka bertemu, Andrew Shafer sedang membahas Agile Infrastructure. Dari situlah Patrick Debois menemukan jawaban atas kegelisahannya dan forum diskusi tersebut berlanjut hingga dibuatlah DevOps Day pada tahun 2009.
Akhirnya banyak perusahaan yang mulai bertransofrmasi dan menerapkan DevOps dalam sistem perusahaan, seperti Walmart, Amazon, Netflix, Meta (Facebook), dan Adobe. Bahkan beberapa perusahaan teknologi di Indonesia pun juga menggunakan DevOps seperti Gojek, Goplay, Traveloka, dan Tokopedia.
Tertarik untuk memulai karier di bidang DevOps? Yuk ikut Bootcamp DevOps Binar yang Beginner-friendly dan didukung dengan kurikulum yang sudah terstandarisasi dari Finlandia. Kamu akan belajar secara intensif selama 4 bulan mempelajari scripting, CI/CD Pipeline, cloud infrastructure dan masih banyak technical skill sekaligus soft skill lainya! Ada metode pembayaran cicilan untuk mempermudah proses belajarmu lho!
Pingin tanya-tanya atau butuh info detail lainnya? Klik Info Lebih Lanjut untuk konsultasi dengan tim Binar!
Masih ragu-ragu apakah kamu cocok menjadi Seorang DevOps?
Tenang! Kamu bisa coba gali peluang yang cocok dengan kepribadianmu di Potensi Quiz!
Cuma butuh 3 menit, tinggal klik-klik, langsung dapet hasilnya. Bonus voucher Binar Insight yang bisa kamu dapatkan di akhir quiz!