Binar Academy — Pernah nggak kamu terpengaruh sama berita hoax yang bertebaran di jejaring sosial? Bukan rahasia lagi kalau banyak sekali berita yang kebenarannya masih abu-abu. Inilah pentingnya critical thinking skill di era saat ini, di mana berbagai macam informasi bisa diakses melalui ujung jari. Seseorang yang menelan suatu informasi tanpa disaring bisa berdampak petaka bagi dirinya.
Lalu, bagaimana cara membedakan berita hoax dan berita yang kredibel? Untuk mengetahuinya melalui proses critical thinking, simak penjelasannya di bawah ini ya!
Critical Thinking? Apa Itu?
Berdasarkan pernyataan Edward M. Glaser (2017), berpikir kritis adalah proses berpikir dengan menganalisis fakta-fakta untuk membentuk penilaian terhadap sesuatu. Dengan kata lain, berpikir kritis membutuhkan bukti-bukti mendukung agar suatu argumen bisa dipercaya.
Mereka yang berpikir kritis selalu mempertanyakan informasi yang diterimanya, seperti mengajukan pertanyaan ‘Apakah informasi ini berdasarkan benar atau firasat?’, ‘Dari mana sumber informasi?’, ‘Bagaimana kamu bisa tahu?’, dan lain sebagainya.
Dengan berpikir kritis, seseorang akan menyaring informasi secara rasional, bebas dari bias, dan mencoba memahami kelogisan antara ide-ide. Memiliki kemampuan ini dapat membantu kamu selamat dari berita bohong.
Contoh Critical Thinking dalam Kehidupan Sehari Hari
Kegunaan dari berpikir kritis tidak hanya di bidang pendidikan saja, tetapi juga bisa diaplikasikan pada keseharian hidup, seperti beberapa contoh berikut:
1. Mengambil keputusan secara matang
Dihadapi alternatif-alternatif keputusan terkadang membuat hati gundah gulana. Berpikir kritis dapat membantu kamu mengambil keputusan terbaik berdasarkan data dan informasi mendukung.
Coba telaah informasi yang ada, lalu buatlah daftar kelebihan dan kelemahan masing-masing keputusan.
Kebanyakan orang hanya menilai suatu situasi dari satu sisi saja, namun perilaku ini tidak mencerminkan sikap kritis. Dari hasil telaah tadi, kamu bisa menyimpulkan mana keputusan terbaik yang sebaiknya diambil.
2. Melakukan refleksi diri
Refleksi diri adalah menanyakan pada diri sendiri mengapa melakukan satu perbuatan pada satu situasi. Kamu mungkin pernah merasakan jantung berdetak kencang ketika berbicara di depan orang banyak, refleksi diri secara kritis dapat membantu meningkatkan kemampuan memahami informasi. Dengan begitu dapat menemukan jalan keluar atas permasalahan tersebut.
3. Manajemen waktu
Contoh berpikir kritis pada kehidupan sehari-hari terakhir adalah manajemen waktu. Seorang yang berpikir kritis akan mengelola waktunya dengan baik. Mereka membuat daftar prioritas untuk memudahkan pekerjaan. Ada kalanya mereka meninjau kembali alokasi waktu yang telah dibuat.
Sebagai contoh, kamu dapat memprioritaskan tugas-tugas yang memakan banyak waktu namun high return, dibandingkan tugas dengan waktu singkat namun low return.
Baca juga: Six Thinking Hats, Pengertian dan Cara Menggunakannya
Skills yang Dibutuhkan dalam Critical Thinking
Kunci emas dari berpikir kritis adalah bersifat objektif, yaitu sikap dimana kamu tidak boleh membiarkan emosi, asumsi pribadi dan bias mempengaruhi pola pikir. Di samping itu, terdapat deretan kemampuan yang diperlukan dalam membangun kebiasaan berpikir kritis, yaitu:
- Berargumen berdasarkan alasan logis dan sistematis yang mendukung.
- Bisa memecahkan masalah.
- Dapat membuat kesimpulan sesuai fakta.
- Detail dalam meneliti argumen berbeda yang masih memiliki relevansi dengan masalah.
- Komunikatif dalam menyampaikan gagasan.
- Kritis dan berpikir jernih mengenai topik masalah.
- Mampu menganalisis data dan informasi yang tersedia.
- Memperhatikan implikasi yang mungkin terkandung pada argumen.
- Mengetahui kelemahan dan kelebihan pada setiap argumen.
- Menilai argumen dari lebih dari satu sudut pandang.
5 Cara Membentuk Pola Pikir yang Kritis
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang wajib dimiliki saat ini, mengapa demikian? Pasalnya suatu keputusan dapat mempengaruhi jalan hidup, jika kamu membuat keputusan tanpa mengetahui pro dan kontranya, maka sulit mencapai kesuksesan. Adapun berikut cara mengembangkannya:
1. Rancang daftar pertanyaan yang relevan
Sesaat setelah disodorkan suatu informasi, ketahui apa yang ingin kamu ketahui atau apa tujuan kamu mengkritisi informasi tersebut, dan temukan jalan terbaik untuk menggapainya.
2. Riset dan kumpulkan informasi faktual
Lakukan riset dan gali informasi-informasi faktual dari sumber yang terpercaya. Ingat, jangan sampai bias mempengaruhi keputusan kamu dalam memilah informasi baik atau buruk.
3. Uji dengan pertanyaan
Pastikan memilih pertanyaan yang sesuai dan dapat membawa kamu ke titik terang. Adapun pertanyaan yang paling umum ditanyakan memiliki format 5W+1H, contohnya sebagai berikut:
• Siapa yang mengatakan itu?
Apakah mereka memiliki hubungan dekat denganmu? Apakah mereka memiliki kuasa yang kuat? Apakah jabatan turut berpengaruh terhadap informasi?
• Apa yang dikatakannya?
Apakah mereka memberitahu fakta atau firasat? Apakah mereka menyampaikan semua fakta yang ada? Atau ada sesuatu yang mereka sembunyikan?
• Di mana mereka mengatakannya?
Apakah di rumah atau di tempat umum? Apakah penerima informasi memiliki kesempatan untuk menanggapi informasi tersebut?
• Kapan mereka mengatakannya?
Apakah sebelum, saat, atau setelah situasi tertentu? Apakah timing memiliki pengaruh terhadap informasi?
• Mengapa mereka mengatakannya?
Apakah mereka menjelaskan alasan dibalik argumen yang dikatakan? Apakah mereka mencoba “melukis” citra seseorang menjadi baik atau buruk?
• Bagaimana cara mereka mengatakan itu?
Bagaimana raut wajahnya? Apakah mereka menggunakan nada bahagia, sedih, marah, atau khawatir? Apakah mereka menyampaikannya melalui lisan atau tulisan? Apakah kamu menangkap apa yang disampaikannya?
4. Pikirkan sebuah solusi
Solusi perlu dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan dampaknya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangan terburu-terburu mengambil solusi tanpa mempertimbangkan keduanya.
5. Kritisi segala opsi dan solusi yang muncul
Terkadang suatu masalah memiliki lebih dari satu solusi. Kritisi masing-masing alternatif solusi untuk menemukan yang terbaik dari semuanya. Berpikir secara out of the box bisa membantu kamu dalam hal ini.
Dari sini dapat diketahui betapa pentingnya memiliki kemampuan critical thinking. Jadi, lain kali kamu melihat iklan pelangsing, review produk skincare yang mengklaim bikin putih dalam seminggu, atau berita yang provokatif, lebih baik dikritisi terlebih dahulu ya dengan cara-cara di atas!
Mendalami Critical Thinking Melalui BinarGO!
Kita tahu bahwasannya menumbuhkan cara pikir yang kritis bukan suatu hal yang mudah. Namun bukan tidak mungkin untuk memilikinya.
Oleh karena itu, Binar Academy ingin membantu kamu untuk melatihnya melalui kelas 'Getting Job in Tech' yang tersedia di BinarGO! Tidak hanya membawakan topik terkait career development, tapi kamu juga dapat mengetahui insight seputar dunia tech company.
Kunjungi laman BinarGO! ya untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya~
Baca juga: Pengertian Focus Group Discussion dan 6 Tahapannya
Binar Academy — Pernah nggak kamu terpengaruh sama berita hoax yang bertebaran di jejaring sosial? Bukan rahasia lagi kalau banyak sekali berita yang kebenarannya masih abu-abu. Inilah pentingnya critical thinking skill di era saat ini, di mana berbagai macam informasi bisa diakses melalui ujung jari. Seseorang yang menelan suatu informasi tanpa disaring bisa berdampak petaka bagi dirinya.
Lalu, bagaimana cara membedakan berita hoax dan berita yang kredibel? Untuk mengetahuinya melalui proses critical thinking, simak penjelasannya di bawah ini ya!
Critical Thinking? Apa Itu?
Berdasarkan pernyataan Edward M. Glaser (2017), berpikir kritis adalah proses berpikir dengan menganalisis fakta-fakta untuk membentuk penilaian terhadap sesuatu. Dengan kata lain, berpikir kritis membutuhkan bukti-bukti mendukung agar suatu argumen bisa dipercaya.
Mereka yang berpikir kritis selalu mempertanyakan informasi yang diterimanya, seperti mengajukan pertanyaan ‘Apakah informasi ini berdasarkan benar atau firasat?’, ‘Dari mana sumber informasi?’, ‘Bagaimana kamu bisa tahu?’, dan lain sebagainya.
Dengan berpikir kritis, seseorang akan menyaring informasi secara rasional, bebas dari bias, dan mencoba memahami kelogisan antara ide-ide. Memiliki kemampuan ini dapat membantu kamu selamat dari berita bohong.
Contoh Critical Thinking dalam Kehidupan Sehari Hari
Kegunaan dari berpikir kritis tidak hanya di bidang pendidikan saja, tetapi juga bisa diaplikasikan pada keseharian hidup, seperti beberapa contoh berikut:
1. Mengambil keputusan secara matang
Dihadapi alternatif-alternatif keputusan terkadang membuat hati gundah gulana. Berpikir kritis dapat membantu kamu mengambil keputusan terbaik berdasarkan data dan informasi mendukung.
Coba telaah informasi yang ada, lalu buatlah daftar kelebihan dan kelemahan masing-masing keputusan.
Kebanyakan orang hanya menilai suatu situasi dari satu sisi saja, namun perilaku ini tidak mencerminkan sikap kritis. Dari hasil telaah tadi, kamu bisa menyimpulkan mana keputusan terbaik yang sebaiknya diambil.
2. Melakukan refleksi diri
Refleksi diri adalah menanyakan pada diri sendiri mengapa melakukan satu perbuatan pada satu situasi. Kamu mungkin pernah merasakan jantung berdetak kencang ketika berbicara di depan orang banyak, refleksi diri secara kritis dapat membantu meningkatkan kemampuan memahami informasi. Dengan begitu dapat menemukan jalan keluar atas permasalahan tersebut.
3. Manajemen waktu
Contoh berpikir kritis pada kehidupan sehari-hari terakhir adalah manajemen waktu. Seorang yang berpikir kritis akan mengelola waktunya dengan baik. Mereka membuat daftar prioritas untuk memudahkan pekerjaan. Ada kalanya mereka meninjau kembali alokasi waktu yang telah dibuat.
Sebagai contoh, kamu dapat memprioritaskan tugas-tugas yang memakan banyak waktu namun high return, dibandingkan tugas dengan waktu singkat namun low return.
Baca juga: Six Thinking Hats, Pengertian dan Cara Menggunakannya
Skills yang Dibutuhkan dalam Critical Thinking
Kunci emas dari berpikir kritis adalah bersifat objektif, yaitu sikap dimana kamu tidak boleh membiarkan emosi, asumsi pribadi dan bias mempengaruhi pola pikir. Di samping itu, terdapat deretan kemampuan yang diperlukan dalam membangun kebiasaan berpikir kritis, yaitu:
- Berargumen berdasarkan alasan logis dan sistematis yang mendukung.
- Bisa memecahkan masalah.
- Dapat membuat kesimpulan sesuai fakta.
- Detail dalam meneliti argumen berbeda yang masih memiliki relevansi dengan masalah.
- Komunikatif dalam menyampaikan gagasan.
- Kritis dan berpikir jernih mengenai topik masalah.
- Mampu menganalisis data dan informasi yang tersedia.
- Memperhatikan implikasi yang mungkin terkandung pada argumen.
- Mengetahui kelemahan dan kelebihan pada setiap argumen.
- Menilai argumen dari lebih dari satu sudut pandang.
5 Cara Membentuk Pola Pikir yang Kritis
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang wajib dimiliki saat ini, mengapa demikian? Pasalnya suatu keputusan dapat mempengaruhi jalan hidup, jika kamu membuat keputusan tanpa mengetahui pro dan kontranya, maka sulit mencapai kesuksesan. Adapun berikut cara mengembangkannya:
1. Rancang daftar pertanyaan yang relevan
Sesaat setelah disodorkan suatu informasi, ketahui apa yang ingin kamu ketahui atau apa tujuan kamu mengkritisi informasi tersebut, dan temukan jalan terbaik untuk menggapainya.
2. Riset dan kumpulkan informasi faktual
Lakukan riset dan gali informasi-informasi faktual dari sumber yang terpercaya. Ingat, jangan sampai bias mempengaruhi keputusan kamu dalam memilah informasi baik atau buruk.
3. Uji dengan pertanyaan
Pastikan memilih pertanyaan yang sesuai dan dapat membawa kamu ke titik terang. Adapun pertanyaan yang paling umum ditanyakan memiliki format 5W+1H, contohnya sebagai berikut:
• Siapa yang mengatakan itu?
Apakah mereka memiliki hubungan dekat denganmu? Apakah mereka memiliki kuasa yang kuat? Apakah jabatan turut berpengaruh terhadap informasi?
• Apa yang dikatakannya?
Apakah mereka memberitahu fakta atau firasat? Apakah mereka menyampaikan semua fakta yang ada? Atau ada sesuatu yang mereka sembunyikan?
• Di mana mereka mengatakannya?
Apakah di rumah atau di tempat umum? Apakah penerima informasi memiliki kesempatan untuk menanggapi informasi tersebut?
• Kapan mereka mengatakannya?
Apakah sebelum, saat, atau setelah situasi tertentu? Apakah timing memiliki pengaruh terhadap informasi?
• Mengapa mereka mengatakannya?
Apakah mereka menjelaskan alasan dibalik argumen yang dikatakan? Apakah mereka mencoba “melukis” citra seseorang menjadi baik atau buruk?
• Bagaimana cara mereka mengatakan itu?
Bagaimana raut wajahnya? Apakah mereka menggunakan nada bahagia, sedih, marah, atau khawatir? Apakah mereka menyampaikannya melalui lisan atau tulisan? Apakah kamu menangkap apa yang disampaikannya?
4. Pikirkan sebuah solusi
Solusi perlu dipikirkan secara matang dengan mempertimbangkan dampaknya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangan terburu-terburu mengambil solusi tanpa mempertimbangkan keduanya.
5. Kritisi segala opsi dan solusi yang muncul
Terkadang suatu masalah memiliki lebih dari satu solusi. Kritisi masing-masing alternatif solusi untuk menemukan yang terbaik dari semuanya. Berpikir secara out of the box bisa membantu kamu dalam hal ini.
Dari sini dapat diketahui betapa pentingnya memiliki kemampuan critical thinking. Jadi, lain kali kamu melihat iklan pelangsing, review produk skincare yang mengklaim bikin putih dalam seminggu, atau berita yang provokatif, lebih baik dikritisi terlebih dahulu ya dengan cara-cara di atas!
Mendalami Critical Thinking Melalui BinarGO!
Kita tahu bahwasannya menumbuhkan cara pikir yang kritis bukan suatu hal yang mudah. Namun bukan tidak mungkin untuk memilikinya.
Oleh karena itu, Binar Academy ingin membantu kamu untuk melatihnya melalui kelas 'Getting Job in Tech' yang tersedia di BinarGO! Tidak hanya membawakan topik terkait career development, tapi kamu juga dapat mengetahui insight seputar dunia tech company.
Kunjungi laman BinarGO! ya untuk mendapatkan informasi lebih lengkapnya~